Categories
Book Review

Buku Bocah Penjinak Angin

Teman-teman, kali ini aku akan meresensi buku Bocah Penjinak Angin yang baru saja selesai kubaca. Tepatnya, baru tadi malam aku selesai membacanya.

image

Buku ini tebalnya 396 halaman, menceritakan kisah nyata tentang anak di Afrika yang membuat kincir angin untuk kehidupan masyarakat di desanya yang tidak memiliki sambungan listrik. Anak yang diceritakan dalam buku ini bernama William Kamkwamba. Oya, cerita di buku ini sangat panjang, jadi aku hanya mengambil bagian pokoknya saja ya..

Kisah ini dimulai saat William tinggal di desa lamanya yaitu desa Masitala dimana ia takut akan takhayul dan sihir-sihir yang menjadi kepercayaan di sana. William tumbuh besar di sana. Lalu saat ia akan memasuki sekolah menengah (SMP). Ia dimasukkan ke SMP paling jelek di daerahnya. Itu karena nilai ujian akhir sekolah dasarnya tidak baik.

Sayangnya, di pertengahan semester, ia terpaksa putus sekolah karena keluarganya yang tidak dapat membayar uang sekolah. Sejak saat itu William belajar sendiri di rumahnya dengan meminjam buku dari perpustakaan yang ada di daerahnya. Ia akhirnya tertarik akan listrik dan ingin membuat listrik di desanya karena desanya adalah desa yang miskin dan tidak memiliki sambungan listrik.

Namun pada akhir tahun, bencana kelaparan terjadi di desa ia tinggal. Berbulan-bulan  hal ini terjadi. Dan banyak orang yang telah meninggal karenanya. Suatu hari saat presiden kembali dari Inggris untuk urusan kenegaraan, salah satu reporter dari kecamatannya (Wimbe), bertanya apa yang akan dilakukan presiden saat ini tentang bencana kelaparan yang merenggut nyawa banyak orang di daerah Wimbe. Namun sang presiden tidak percaya dan berkata kalau orang tak akan meninggal kalau ada bencana kelaparan. Presiden di saat itu bilang seperti itu karena di desa tempat sang presiden tinggal dulu, orang meninggal karena penyakit, dan bukan karena bencana kelaparan.

Untung saja keluarga William tetap bertahan hingga bencana kelaparan telah selesai. Dan sejak bencana kelaparan selesai, William mulai mencari bahan di tempat pembuangan sampah untuk membuat kincir angin yang dapat membuat listrik untuk dipasang di rumahnya. Ia dibantu oleh dua sahabatnya, yaitu Gilbert dan Geoffrey. Awalnya, penduduk di sana yang sering melihat kelakuan William di tempat pembuangan merasa aneh dan menyebut William adalah orang gila. Sampai saat kincir angin William telah selesai, orang-orang yang awalnya menyebut William gila, akhirnya merasa kagum dan kaget.

Entah dari mana, semakin banyak orang yang ingin melihat kincir angin buatan William. Hingga ada orang yang datang untuk mengundang William dalam acara TED (Technology, Entertaiment, and Design). Lama kelamaan, William semakin terkenal dan akhirnya dapat melanjutkan sekolah lagi di Afrika Selatan.

Itu ceritanya teman-teman, kalau mau lihat versi lengkapnya, beli bukunya saja ya.. Dari membaca buku ini, kita mendapat pelajaran bahwa kita harus berusaha keras sebelum mencapai keberhasilan. Walaupun ada sesuatu yang menghalangi langkah kita, biarkan saja dan teruslah bekerja keras. Sebab kadang banyak hal yang tampaknya tidak mungkin untuk dilakukan, ternyata bisa menjadi mungkin kalau kita giat berusaha. Bye-bye..😊

By Ayunda Damai

A high school student that loves her family, friends, books, and piano <3

One reply on “Buku Bocah Penjinak Angin”

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s