What You Will Find
This blog is a portfolio of various writings that I have created along the way. There are personal notes and reflections, some book reviews, and school assignments/stories.

Recent Posts
Di Balik Laku Lampah
Sudah seminggu sejak album piano pertamaku: Laku Lampah, dilahirkan. Sudah sekian banyak pesan dukungan aku terima sejak itu, dan untuk semuanya, aku ucapkan terima kasih sebesar-besarnya ❤ Berisikan 4 lagu berlanggam Jawa, Laku Lampah adalah representasi hasil belajarku dalam bidang-bidang yang kugemari dan ingin terus kutekuni ke depannya. Pertama, psikologi, dan kisah-kisah resiliensi individu yang menjadi inti dari kisah Laku Lampah. Kedua, budaya, yang terdengar secara gamblang dari notasi yang kugunakan serta filosofi Cakra Manggilingan yang menjadi inspirasi penyusunan konsep album—bagaimana waktu berjalan secara memutar, seperti cuplikan lagu pertama: Lelo Ledung, yang kuletakkan di akhir lagu terakhir: Yen Ing Tawang…
Continue to readYen Ing Tawang Ono Lintang
Yen ing tawang ono lintang, cah ayu / Aku ngenteni tekamu Dalam kegelapan, seonggok tubuh masih menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Hidungnya kembang kempis bernafas, matanya sesekali mengerjap. Sang insan baru saja bertaruh dengan maut. Tak peduli kalah atau menang, selama meyakini dirinya kini sudah tenang. Semuanya sudah terlewati, ia rasa. Manisnya mimpi-mimpi indah pernah dinikmatinya. Getirnya kenyataan telah diterjangnya. Jadi bila ini memang waktunya kembali menyatu dengan bumi, ia sudah tak takut lagi. Tapi masih ada yang menahannya untuk pergi. Sang insan tahu, masih ada yang menunggunya bermimpi lagi, hingga ia melangkah kembali. Marang mega ing angkasa, nimas / Ingsun takok’ke…
Continue to readNjai
Sebuah masa baru hadir dalam hidup sang insan. Masa dimana rumahnya tak lagi terasa seperti rumah. Dimana semua yang ia ketahui dan semua yang ia yakini seakan lenyap. Seakan raganya telah dibawa ke suatu dunia antah berantah dan sang insan dipaksa merangkak, memulai segalanya dari awal. Ada hantu yang mengintainya sejak itu. Bukan, hantunya bukanlah roh jahat. Hantunya tidak lain daripada pikirannya sendiri. Dipenuhi ketakutan akan kehilangan, yang sekarang terasa semakin menjadi usai semuanya telah pergi. Menyergapnya dalam sunyi, menjeratnya sebelum dapat beranjak ke tempat yang ia ingini. Hingga ia hanya bisa terjebak di sini, di dalam kungkungan ruangan ini.…
Continue to readSorak Hore
“Saat besar nanti, kamu mau jadi apa?” Yang ditanya, si insan yang tak lagi sekecil dahulu, mengadahkan mukanya ke langit—mencari jawaban. “Aku suka begini saja.” “Jadi anak-anak terus?” “Jadi bebas terus.” Si insan menyeringai, lantas berlari berusaha menerbangkan layangan yang sedari tadi ia genggam. Dinikmatinya angin sepoi-sepoi yang berhembus di antara helai-helai rambutnya. Dirasakannya rerumputan yang basah di antara jemari kakinya. Ia tahu Sang Ibu akan kesal sebab kaki-kakinya usai bermain akan mengotori seisi rumah. Tapi tentu, si insan tak merasa salah. Seakan menjadi pemilik dunia, mana peduli ia akan apa yang orang lain katakan. Orang-orang di sekitarnya selalu berkata,…
Continue to readLelo Ledung
Tak lelo, lelo, lelo, ledung / Cup meneng, ojo pijer nangis / Anakku sing ayu rupane / Yen nangis ndak ilang ayune Sebuah tangisan lantang berkumandang. Seorang Ibu baru saja memenangkan pertaruhan melawan maut. Seluruh tubuhnya masih basah oleh keringat, nafasnya tetap tersengal, detak jantungnya belum memelan pula. Meski begitu, Sang Ibu masih sanggup mengukirkan sebuah senyum melihat sumber dari tangisan tersebut. Tidak pernah ada keajaiban yang hadir dalam hidup Sang Ibu. Cita-citanya tak pernah muluk-muluk, hanya ingin makanan yang cukup dan keluarga yang utuh. Kesehariannya tak mengenal kata mewah, hanya dibangun dari peluh hasil jerih payah. Siapa sangka, hari…
Continue to readSomething went wrong. Please refresh the page and/or try again.