Halo semuanya! Untuk selingan cerita libur lebaran yang sebenarnya belum selesai, hari ini aku akan menceritakan pengalaman pertama masuk di kelas 4 ini.
Seperti yang kalian tahu dari posting-ku saat Pondok Ramadhan, aku sekarang masuk kelas 4 Ali bin Abi Thalib dengan wali kelas Pak Amil. Walaupun hari ini masih hari kelima masuk sekolah, sudah ada pengalaman-pengalaman seru yang terjadi.
* Pengalaman Pertama : Bertemu Dengan Guru-Guru yang Baru*
Saat jadwal pelajaran kelas 4 dibagikan, aku melihat beberapa nama guru yang kuketahui dan beberapa nama guru yang sebelumnya belum kuketahui. Yang sudah kuketahui itu ada Pak Mugi, Pak Fathoni, Pak Anam, Pak Amil, dan Pak Candra. Aku sudah tahu nama guru-guru yang kusebutkan tadi itu karena dulu saat kelas 3, mereka pernah mengajar di kelasku. Dan yang belum kuketahui itu ada 4 orang, yaitu Pak Ode, Bu Neneng, Bu Nina, dan Bu Irul. Pak Ode mengajar Bahasa Indonesia, Bu Neneng mengajar IPA, Bu Nina mengajar Fiqih, PKN dan Qur’an, sementara Bu Irul mengajar SBK dan Matematika.
Menurutku guru yang paling tegas, disiplin dan mengajarnya paling enak itu Bu Irul. Sampai-sampai anak laki-laki yang biasanya ramai pun jadi lebih tenang. Awalnya, aku mendengar cerita dari anak-anak kelas lain kalau Bu Irul itu lebih galak daripada guru-guru yang lain. Tapi ternyata setelah diajar sama Bu Irul sendiri, malah menurutku Bu Irul adalah guru yang paling enak mengajarnya, seperti yang kubilang tadi. Kalau mendengar Bu Irul menjelaskan, aku lebih mudah mengerti dan Bu Irul membuat anak-anak laki-laki menjadi tidak berisik. Jadi karena ketegasan dan kedisiplinannya, justru jempol dua untuk Bu Irul… Horeeee… 😄
*Pengalaman Kedua : Pemilihan Ketua Kelas*
Hari Senin saat pertama masuk, di jam pelajaran ketiga Pak Amil mengadakan pemilihan ketua kelas dan bawahannya, seperti wakil, bendahara, sekretaris, dll. Caranya, seluruh murid di kelasku disuruh untuk menulis nama murid lain yang dirasa cocok menjadi ketua kelas. Kami bisa juga menuliskan nama sendiri, tapi aku memilih untuk menulis nama temanku saja. Setelahmenuliskan nama murid di secarik kertas, kami mengumpulkan kertas itu di meja guru. Lalu Pak Amil membacakan satu persatu nama anak yang ada di beberapa kertas itu. Sebelumnya, Pak Amil telah memilih salah satu dari kami untuk menuliskan nama yang disebut Pak Amil di papan tulis sehingga semua anak bisa melihat. Jika sudah, poin masing-masing anak akan dihitung dan ditentukan siapa yang menjadi ketua kelas.
Murid yang menjadi ketua kelas adalah anak laki-laki yang bernama Fathan, wakilnya aku, bendaharanya Naila Ameilia, sekretarisnya Alifia. Lalu bagian keamanannya itu Rafi Akmal, kekeluargaannya Hanum, dan kebersihannya Ilhan. Kalau tidak salah Fathan mendapat pendukung sebanyak 9 orang, dan aku mendapat pendukung berjumlah 7 orang. Akupun bersyukur karena dapat menjadi wakil ketua kelas, karena itu adalah bagian pengurus kelas yang paling aku inginkan. Soalnya, kalau jadi ketua kelas, aku takut akan ada banyaak tugas dari guru.
Sebenarnya aku sempat menebak-nebak, kalau yang memilih Fathan pasti kebanyakan anak laki-laki dan yang memilih aku pasti kebanyakan perempuan. Soalnya kemungkinan para anak perempuan mau ketua kelas yang cerewet sehingga bisa mengomeli anak laki-laki yang biasanya tidak tertib di kelas. Karena itu mereka memilih aku. Sebab kata mereka, aku adalah anak perempuan yang paling cerewet di kelas , hihihi..😁✌️. Sementara itu mungkin anak laki-laki tidak mau diomeli oleh ketua kelas perempuan, makanya mereka memilih ketua kelas yang sama-sama laki-laki dan tidak cerewet.
*Pengalaman Ketiga : Adik Kelas yang Salah Tingkah*
Di hari Kamis, saat berganti baju di kamar mandi dari seragam olahraga ke seragam HW (Hisbul Wathan), ada 2 anak yang berteriak-teriak menyuruh untuk cepat. Waktu itu, yang berada di kamar mandi bersamaku ada Aura, Nina, dan Alifia. Kerna mungkin kedua anak itu tidak sabar, mereka terus bertariak-teriak, “Hei, ayo cepetan dek”. Alifia pun menjawab, “Iya, sebentaar..”. Akhirnya saat sudah selesai, aku membuka pintu kamar mandi dan melihat 2 anak yang berteriak-teriak tadi langsung kaget dan menutup mulutnya. Mereka baru menyadari bahwa yang mereka panggil adik itu kelasnya lebih tinggi daripada mereka. Kelihatannya, mereka berdua masih kelas 1 atau 2. Hihihihi… 😄 langsung habis itu mereka tidak berani lagi teriak atau bicara. Lihat wajah mereka aku ingin tertawa. Dasar adik kelas yang lucu..
Jadi begitu teman-teman, sedikit cerita di minggu pertama masuk kelas 4. Setelah ini aku akan meneruskan lagi tulisanku yang belum selesai tentang libur lebaran.
6 replies on “Pengalaman Minggu Pertama Di Kelas 4”
Semoga belajarnya semakin seru dan menyenangkan ya Damai 🙂
Iya om, terima kasih.. 😊
keren dek 😀 tak suport km……
Terima kasih kak.. 😊
Klo aku, dipanggil serigala sm anak2 di kelasku…. aku, kan, terkenal galaknya… hihihi… oya, utk damai, klo kmu misalkan kepilih jdi ketua kelas, jgn takut, ya… PD aja, deh… aku juga sdh 3 kali jdi ketua kelas. Tugasnya gk terlalu banyak, sih, klo di sekolahku. Yg penting, PD dan Positive Thinking aja dulu… OKE? >_~
Hehehehe… Masa sih mbak Fafa galak? Kok aku baru tahu ya?
Wiiiiiih… 3 kali??!! Kelas berapa aja?
Terima kasih sarannya mbak…. 😊