Sejak kecil, satu kalimat yang selalu muncul dalam kertas ujian, dalam buku pelajaran bahasa, dan terus digaungkan oleh guru di masa TK dan SD adalah:
“Malu bertanya, sesat di jalan.”
Pepatah ini tentu baik artinya. Mengajarkan kita untuk tidak segan bertanya atau mencari bantuan orang lain ketika sedang menghadapi persoalan.
Tapi pepatah ini seharusnya tidak menyebabkan misinterpretasi yang akan berdampak tidak diinginkan pada murid, atau siapapun yang menggunakannya. Sebagai contoh, apakah melontarkan pertanyaan itu harus selalu didahulukan? Ataukah ada hal lain yang seharusnya bisa lebih dulu diupayakan untuk mendapat informasi?