Setelah lama tidak meresensi buku, sekarang aku kembali melakukannya. Kali ini, aku akan menceritakan buku Ayahku Bukan Pembohong yang dikarang oleh Tere Liye. Sebenarnya buku Ayahku Bukan Pembohong ini bukan termasuk buku yang baru kubeli. Tapi dulu aku memang belum berpikir untuk meresensi buku ini.
Buku ini bercerita tentang pengalaman anak laki-laki yang selalu dipanggil Dam. Ia mempunyai ayah yang sangat suka bercerita pengalamannya jaman dulu. Banyaak sekali ceritanya, ada tentang petualangan-petualangan Ayah Dam di beberapa tempat dan juga cerita kalau Ayah Dam pernah bertemu kapten sepakbola ternama saat sang kapten masih anak-anak. Ini cerita ringkasnya:
Waktu sang kapten saat masih anak-anak, ia menjadi tukang antar sup jamur di salah satu restoran. Walaupun masih kecil, sang kapten saat muda juga bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, karena keluarga sang kapten dulu miskin. Nah, saat ayah Dam mendapat beasiswa untuk sekolah di luar negeri, apartemen ayah Dam tidak jauh dari rumah kecil milik keluarga sang kapten. Suatu hari, ayah Dam kelaparan. Ia pun memesan sup jamur di tempat sang kapten muda itu bekerja. Ayah Dam meminta waktu untuk pengantaran maksimal 30 menit. Setelah lama ditunggu, ternyata sup jamur yang dipesan ayah Dam baru datang 1 jam setelah ia memesan sup jamur.
Awalnya ayah Dam ingin marah kepada sang kapten yang mengantar. Namun ketika melihat sang kapten datang dengan pakaian lembab, ayah Dam pun iba. Akhirnya ia mempersilahkan sang kapten masuk ke ruang apartemennya. Di dalam ruang apartemen, sang kapten bercerita bahwa ia senang bermain sepak bola saat tidak ada pesanan. Sang kapten saat itu tidak mempunyai cukup uang untuk membeli bola asli karena harganya yang mahal. Namun untuk bermain sepak bola, sang kapten menggunakan bola kasti yang sudah botak. Mereka terus bercengkrama dan bergurau sampai larut malam dan harus pulang sebelum ibunya menunggu dengan perasaan cemas.
Sebenarnya sang kapten pernah mengikuti seleksi menjadi pemain sepak bola. Sayangnya ia tidak berhasil karena tidak punya cukup uang untuk membayar pendaftarannya. Saat mengikuti seleksi kedua, ia kembali gagal karena tingginya kurang setengah centimeter. Tapi intinya, orang yang dulu hidupnya susah dan hanya menjadi tukang antar sup jamur dapat menjadi kapten sepakbola yang ternama karena kerja kerasnya.
Dari Dam masih kecil sampai SMA dan seterusnya, Ayah Dam selalu bercerita kepada Dam. Dan Ayah Dam selalu berkata bahwa ceritanya itu nyata dan dialami sendiri oleh Ayah Dam.
Waktu Dam sudah SMP atau SMA, ia disekolahkan di sekolah berasrama yang bernama Akademi Gajah. Saat di Akademi Gajah, Dam mempunyai teman dekat yang bernama Retro. Mereka berdua sering dihukum karena meminjam televisi sekolah tanpa ijin lalu dibawa ke asrama untuk ditonton, dll. Mereka pernah dihukum untuk membersihkan perpustakaan. Di perpustakaan, Retro dan Dam melihat sebuah rak kecil yang dipenuhi buku-buku yang telah usang. Anehnya, hampir seluruh cerita petualangan Ayah Dam menjadi dongeng-dongeng yang ada di beberapa buku yang berada di dalam rak buku tersebut. Sejak saat itu, Dam sering menanyakan kepada ayahnya kalau cerita-cerita ayahnya itu benar-benar ada atau tidak. Sayangnya, ayahnya selalu tak menghiraukan atau marah bila Dam bertanya seperti itu. Entah kenapa, ayahnya tidak mau bilang kalau cerita itu nyata apa tidak.
Karena ayah Dam tidak mau bilang, lama kelamaan Dam semakin tidak percaya dengan cerita-cerita ayahnya. Bahkan sampai Dam menikah ia enggan mengajak ayahnya ke rumah barunya karena ia merasa ayahnya banyak berbohong. Ibu Dam sendiri telah meninggal saat Dam bersekolah di Akademi Gajah. Jadi ayah Dam tinggal sendirian di rumah Dam yang lama. Namun karena dipaksa Taani (istri Dam) akhirnya Dam mau mengajak ayahnya tinggal di rumah baru Dam bersama Taani, Dam dan kedua anak mereka, Zas dan Qon.
Selama tinggal di rumah baru Dam, ayah Dam selalu bercerita juga kepada cucu-cucunya. Sampai akhirnya suatu hari Zas dan Qon bolos sekolah selama tiga hari untuk mencari tahu apakah cerita kakeknya itu nyata atau tidak. Karena mereka membolos, kepala sekolah Zas dan Qon mengirim surat kepada Dam. Dan setela mendengar diberi alasan Zas dan Qon, Dam meminta ayahnya pulang ke rumah lamanya.
Keesokan harinya, Taani terkejut saat menbaca berita di koran. Taani segera memanggil Dam karena ayah Dam ditemukan pingsan di pemakaman kota tempat ibu Dam dimakamkan. Taani, Dam serta Zas dan Qon segera menuju ke pemakaman kota. Ayah Dam segera di bawa ke rumah sakit terdekat karena keadaannya yang tidak baik. Di rumah sakit, ayah Dam memanggil Dam dan akan bercerita untuk yang terakhir kalinya tentang danau para Sufi (untuk cerita yang ini, baca dari bukunya sendiri ya ✌🏻️). Tidak lama kemudian, ayah Dam pun meninggal.
Ayah Dam dimakamkan hari itu juga. Suasana makam pun menjadi sangat-sangat ramai. Tidak disangka munculah sang kapten yang telah pensiun bersama keponakannya yang sekarang menjadi pemain sepakbola. Dam dan sang kapten langsung membicarakan tentang ayah Dam dan cerita-ceritanya. Dan akhirnya Dam tahu, bahwa ayahnya bukan pembohong.
Menurutku buku ini bagus karena di cerita-ceritanya mengandung hal-hal yang baik untuk dibaca anak-anak maupun orang dewasa. Bahasanya juga mudah dipahami. Walaupun di belakang cover buku ini ternyata ada tulisan NOVEL DEWASA. Tapi biar begitu, aku tetap suka buku ini 😊
6 replies on “Buku Ayahku Bukan Pembohong”
saya juga suka buku ini. Salah satu buku favorit, penuh dengan pesan positif 🙂
Iya, aku setuju kak 😊
wah, kayaknya buku yang asyik, tuh. Kalo ke rumahnya Damai, mbak mau pinjam, ya! 🙂
Oke 😉
Bagus lo may
Makasih Key…😄