Wiii… Ini tulisan pertamaku di tahun 2018!! Happy New Year ya! Sebenarnya sesuai urutan pengalaman liburanku, seharusnya aku menuliskan terlebih dahulu pengalaman waktu sempat ke rumah nenekku di Blitar. Tapi aku terlanjur mood untuk menulis pengalaman yang ini, yaitu pengalamanku mengikuti English Camp di Kampung Inggris Pare, Kediri. Jadi untuk tulisan ke Blitar tunggu dulu yaa! Kita lihat nanti, jadi aku tuliskan atau tidak, hihihi…
Tentang English Camp ini akan kubagi menjadi beberapa tulisan. Untuk kali ini aku hanya ingin menjelaskan apa itu English Camp dan Kampung Inggris. Sementara hari-hariku di sana apa saja kegiatannya akan kuceritakan satu persatu di tulisan berikutnya.
English Camp adalah Holiday Program yang diadakan sekolahku. Ini adalah pertama kalinya sekolahku mengadakan Holiday Program. Jadi di English Camp kami diajak menginap selama 5 hari 4 malam di Kampung Inggris Pare untuk belajar Bahasa Inggris. English Camp ini sifatnya tidak wajib. Jadi kalau ada yang mau ikut tinggal daftar dan membayar uang pendaftaran yang sudah ditentukan.
Saking banyaknya peminat, Holiday Program ini sampai dibagi menjadi 3 gelombang. Masing-masing gelombang diikuti sekitar 80-an anak dari kelas 4-6. Gelombang 1 dilaksanakan tanggal 17-21 Desember, gelombang 2 tanggal 22-26 Desember, dan gelombang 3 tanggal 27-31 Desember. Aku sendiri mengikuti gelombang yang ketiga. Sebenarnya aku daftar untuk masuk gelombang kedua. Tapi waktu mamski mendaftar, diinformasikan bahwa pendaftaran gelombang 2 sudah ditutup. Untung kemudian aku masih bisa ikut yang rombongan gelombang 3.
Mungkin kebanyakan dari kalian sudah pernah mendengar nama Kampung Inggris. Memang Kampung Inggris ini sudah menjadi populer di kalangan masyarakat. Pengunjung yang datang ke sana mayoritas untuk belajar bahasa Inggris. Orang-orang yang ke sana bukan hanya dari pulau Jawa loh! Saking terkenalnya tidak sedikit orang dari luar pulau Jawa yang ke sini.
Untuk penjelasan lebih lengkap bagi kalian yang belum tahu, Kampung Inggris adalah satu desa di Pare, Kediri. Di tempat ini banyak sekali yang mendirikan kursus bahasa Inggris. Sampai pertengahan tahun 2011, tercatat sekitar 100 tempat kursus Bahasa Inggris di sana. Akhirnya saking banyaknya tempat kursus di sana, mulai ada yang membuka kos atau asrama yang bisa disewa jika kalian ingin belajar Bahasa Inggris di sana. Jadi kalian jangan salah paham dulu apalagi sampai mengira kalau Kampung Inggris adalah kampung yang banyak orang dari luar negeri-nya.
Kami sendiri tinggal di asrama atau yang di program ini disebut camp. Bedanya camp/asrama dengan tempat kos di sana adalah, biasanya camp juga menyediakan paket belajar bahasa Inggris sendiri. Selain itu di camp diwajibkan untuk bangun pagi. Entah itu untuk shalat Lail atau yang lainnya. Oh ya, belum lagi di camp yang aku tempati ada kegiatan Muraja’ah tiap menjelang Maghrib. Jadi dengan ikut kegiatan ini teman-temanku yang berencana masuk pondok jadi bisa lebih terbiasa juga. Seperti latihan awal untuk nanti masuk pondok pesantren.
Tempat kursus atau english course yang kami ikuti selama lima hari ini adalah Mister Pepsi English Course. Alamatnya ada di Jl. Flamboyan No. 143 B, Tulungrejo, 64212. Pare, Kediri. English course yang satu ini masih terbilang baru. Tepatnya didirikan pada bulan Agustus 2015.
Menurutku hal yang seru di Kampung Inggris adalah transportasi utamanya, yaitu sepeda onthel. Memang ada saja orang yang masih menggunakan sepeda motor atau mobil. Tapi jika melihat pengunjung yang ke sini untuk kursus bahasa Inggris pasti kebanyakan menaiki sepeda onthel yang mereka sewa. Harganya bervariasi. Tapi dalam English Camp yang aku ikuti ini pembayaran sewa sepeda kelihatannya sudah termasuk dengan biaya program yang kami bayarkan. Jadi tidak perlu membayar atau mengurus apa-apa lagi selama di sana.
Satu hal lagi yang perlu diperhatikan ketika berada di sana adalah, di sana kalian tidak mungkin menjumpai Indomart atau sejenisnya. Yang ada hanyalah toko-toko kecil milik warga yang pasti ada di sepanjang jalan. Oh iya, untuk yang ingin membeli oleh-oleh selama di sana, terdapat cukup banyak toko yang menjual oleh-oleh! Mulai dari gantungan kunci, gelang, topi sampai kaos.
Selama belajar di Kampung Inggris, kita tidak boleh bersikap seperti di rumah sendiri. Sebab di sana makanan juga tidak seperti yang ada di kota atau yang mungkin biasa ditemui di rumah sehari-hari. Belum lagi dengar-dengar kebanyakan kos/asrama di sana kamar mandinya di luar kamar. Jadi harus sabar mengantri untuk mandi, dan harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Soal kamar mandi, Alhamdulillah asrama yang disewa sekolahku mempunyai kamar mandi dalam. Tapi sama saja, tetap harus mengantri karena sekamar isinya 4 orang.
Anyway, sampai di sini dulu untuk tulisan pertamaku ya. Nanti akan aku sambung lagi dengan lanjutannya. Dan semoga di tahun ini menjadi lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya. See you!!
2 replies on “Cerita dari Kampung Inggris Pare”
Berapa bulan dipare….??
semangat menulis ya dik kakak tunggu cerita selanjutnya