Ini cerita ketigaku saat liburan di rumah nenek. Jangan bosan ya teman-teman 😊
Kemarin Jumat tanggal 2, aku, mamski, papski, kakung, Mas Dimas, Mbak Irma, dan Mbak Risma pergi ke Kampung Coklat yang berada di Kecamatan Kademangan, Kota Blitar. Ini tempat wisata yang cukup baru. Sebenarnya waktu libur lebaran lalu kami sudah mau ke sana, tapi tidak jadi.
Sampai sana, kami masuk lewat pintu samping, melewati tempat parkir sepeda motor. Lalu kami menuju tempat tiket dan membeli tiketnya. Saat masuk kami melihat toko cokelat, tempat orang-orang bisa menghias coklat sendiri, dan banyaak semacam stand yang isinya adalah olahan cokelat. Seperti es krim cokelat, minuman cokelat, cokelat tusuk, dan lain-lain. Selain itu juga ada banyak tempat duduk bagi pengunjung. Tempatnya teduh karena ada di tengah kebun coklat. Jadi tempat-tempat duduknya ditata di bawah pohon-pohon coklat.
Pertama, aku, Mas Dimas, Mbak Risma, dan Mbak Irma menuju ruang menghias cokelat. Di sana kami mencoba menghias coklat. Kami semua memilih cokelat batang yang berbentuk hati. Tapi waktu menghias itu ternyata susah, karena aku tidak terbiasa menggunakan plastik yang berisi krim gula. Jadinya hasil hiasan yang kubuat tidak begitu bagus. Setelah menghias, cokelatnya dimasukkan Freezer dan ditinggal sampai beku.
Sambil menunggu cokelatnya beku, aku membeli es krim cokelat dan Mbak Irma, Mas Dimas, dan Mbak Risma membeli minuman cokelat. Sementara Mbak Irma dan Mbak Risma mengantri minuman cokelat, Mas Dimas mengambil cokelat kami yang sudah beku setelah dihias dan memberikannya kepada kami semua. Setelah beli es krim, aku, mamski, papski dan kakung menunggu Mbak Risma, Mbak Irma dan Mas Dimas membeli minuman cokelat karena mereka antri agak panjang.
Setelah menunggu agak lama dan es krimku habis, Mas Dimas, Mbak Irma dan Mbak Risma masih belum datang juga. Padahal mereka sudah diberi tahu untuk berkumpul di tempat kami duduk. Akhirnya, kami pindah ke tempat duduk yang lain. Ternyata mereka beli minuman bukan di stand yang dekat tempat semula, tapi di stand yang ada di bagian belakang Kampung Cokelat karena di stand yang depan es batunya habis.
Lalu papski menawarkanku untuk ikut dibelikan minuman cokelat. Aku mau setelah mencoba punya Mbak Risma. Sehabis itu, Mas Dimas membeli jagung bakar. Sambil menunggu Mas Dimas, aku mencoba cokelat batang yang telah kuhias. Ternyata rasanya aku nggak suka karena nggak seenak coklat biasanya. Mbak Risma dan Mbak Irma juga bilang begitu. Yang masih bisa habis makan coklat itu cuma Mbak Risma, punyaku kuberikan kepada mamski, dan punya Mbak Irma di berikan kepada Ilham saat sudah di rumah.
Sehabis makan cokelat batang tapi jagungnya masih belum jadi, aku dan papski menuju pembibitan pohon cokelat yang ada di bagian samping Kampung Cokelat. Tapi kalau menurutku tidak ada yang menarik di pembibitan itu. Jadi aku dan papski disitu hanya sebentar saja.
Saat jagung bakarnya sudah jadi, semua kecuali aku memakan jagung bakarnya di mobil. Aku tidak membeli jagung bakarnya karena perutku sudah penuh dengan minuman cokelat, sedikit cokelat batang dan es krim.
Aku rasanya senang disitu. Karena tempatnya memang penuuh dengan cokelat seperti kesukaanku 🙂