Categories
Uncategorized

Outdoor Learning 2017

Heyyo!!! Hari ini, aku akan menuliskan pengalamanku saat outdoor learning kelas 6 ini. Sebenarnya, kegiatan ini kalu tidak salah sudah diadakan beberapa bulan yang lalu. Namun daripada tidak diceritakan, lebih baik aku tuliskan saja sekarang! (siapa tahu ada yang tertarik).

Outdoor learning ini merupakan kegiatan rutin di sekolahku. Dalam outdoor learning, kami belajar di luar sekolah. Semisal, tentang alam, sejarah, dan lain-lain.

Pada kegiatan kali ini, kami para murid kelas 6 pergi menuju ke hutan mangrove Wonorejo dan juga Tugu Pahlawan. Aku benar-benar excited banget sejak beberapa hari sebelum diadakannya kegiatan tersebut. Apalagi aku juga belum pernah mengunjungi kedua tempat itu!

Pagi hari, kami diminta berkumpul di sport center sekolah lalu berbaris untuk memasuki bis yang sudah ditentukan. Perjalanan benar-benar tidak terasa lama meskipun dari Sidoarjo ke Surabaya. Kami menghabiskan waktu di bis sambil mengobrol dan makan camilan bersama. Entah camilan itu punya sendiri atau minta teman, hehehe 😀

Sampai di sana, walau masih pagi tapi cuacanya panas banget! Namanya juga di pinggir laut ya. Jadi tidak heran bisa sepanas itu. Walau begitu, kami tetap mengikuti kegiatan dengan semangat.

Sebelumnya, kami sudah dibagi menjadi beberapa kelompok. Sehingga waktu di tempat wisata tiap kelompok ada tour guide-nya masing-masing.  Mungkin memang maksudnya agar anak-anak yang diurus tour guide juga tidak begitu banyak dibandingkan jika tidak dibagi dalam kelompok-kelompok kecil. Selain itu, anak-anak bisa lebih paham apa yang dijelaskan tour guide mereka masing-masing.

Tetapi saat di hutan mangrove, aku dan teman-temanku sempat mengeluh. Terutama yang ada di barisan belakang. Sebab kami benar-benar tidak mendengar suara tour guide yang seharusnya memberikan informasi tentang hutan mangrove dan yang berhubungan dengan hal itu. Ternyata walau sudah dibagi kelompok, kondisinya tetap tidak membantu banyak untuk kami yang ada di bagian belakang.

Tapi syukurlah, teman-teman yang ada di barisan depan mau berbaik hati memberikan catatan mereka ke kami. Memang informasinya tidak secara langsung dan tidak begitu lengkap, tapi setidaknya kami tahu sedikit-sedikit.

Ketika kami akan pergi ke tempat berikutnya, kami diberi oleh-oleh yang bisa kubilang cukup unik, yaitu sirup buah bogem. Buah bogem adalah buah yang dihasilkan oleh pohon mangrove. Buah ini manfaatnya buanyak! Bisa untuk minuman, kulitnya untuk pewarna batik, dan yang lainnya.

Tapi kalau boleh jujur, untukku rasa minumannya sendiri, hmm… kurang begitu cocok di lidah. Sebab rasanya itu kecut tapi juga ada manis-manisnya dan beraroma yang aku tidak biasa. Memang ada beberapa temanku yang suka dengan rasanya dan bilang rasanya itu menyegarkan. Tapi untukku sendiri, tidak begitu. Untuk kalian, saranku coba sendiri-sendiri saja ya.

Kemudian, lanjut ke tempat berikutnya, Tugu Pahlawan! Sampai di lokasi, kami langsung disuguhkan nasi kotak untuk makan siang dahulu. Menunya ada nasi, ayam goreng, bihun, kerupuk udang dan tambahan-tambahan lainnya.

Kami menyantap makanan tersebut relatif cepat. Sehingga ada waktu banyak untuk bermain sebentar lalu setelah itu berkumpul bersama kelompoknya masing-masing.

Mungkin karena lahannya yang jauh lebih luas juga, jadi di Tugu Pahlawan ini ada lebih banyak hal yang bisa kita amati. Jika di hutan mangrove kami hanya diberi tahu seputar pohon mangrove dan manfaatnya, maka di sini kami diberi tahu juga sejarah Tugu Pahlawan dan apa saja yang terdapat di area Tugu Pahlawan ini.

Dilihat dari pintu masuk utama, maka di sebelah kiri Monumen Tugu Pahlawan ada sebuah bangunan yang berbentuk seperti piramida. Bangunan itu adalah Museum Sepuluh November. Isinya adalah koleksi senjata, beberapa lukisan/foto saat pembangunan Tugu Pahlawan, diorama statis, diorama elektronik, dan sebagainya.

Menurutku bangunan ini unik banget! Selain dari bentuknya, dari sejarahnya tanpa kita sadari bangunan itu sebenarnya telah sengaja ‘ditenggelamkan’ 7 meter ke bawah tanah. Loh, kok gitu? Iya, itu karena dikhawatirkan kalau tidak ditenggelamkan maka akan menghalangi Monumen Tugu Pahlawan yang berada tepat di sampingnya. Informasi ini memang sedikit terdengar aneh di telinga. Tapi begitulah yang disampaikan oleh tour guide kami.

Keluar dari Museum Sepuluh November, kami berkumpul untuk pengambilan video kenang-kenangan memakai drone sekolahku. Setelah itu kami diperbolehkan untuk kembali ke bis dan pulaaannnggg…..

Sebenarnya belum bisa dibilang pulang. Soalnya kami sempat mampir ke Masjid Al-Akbar Surabaya untuk shalat Ashar berjamaah. Baru kami pulang dan dengan semangat bercerita ke keluarga masing-masing tentang perjalanan seru yang kami lewati hari itu!

22853284_1545825388812397_6785268929296909790_n.jpg

22894322_1545825755479027_5179228933291374424_n.jpg

23131962_1545826328812303_4992428667394644507_n.jpg

22885888_1545826098812326_6933173119746734665_n.jpg

22853170_1545826175478985_3296754526638201188_n.jpg

Sumber dokumentasi: Facebook SD Muhida

By Ayunda Damai

A high school student that loves her family, friends, books, and piano <3

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s