Sudah seminggu aku libur sekolah. Untuk menghabiskan sebagian waktu liburan ini, aku dan mamski mengunjungi rumah kakung dan nenek di Wlingi, Blitar. Kebetulan sudah cukup lama juga kami tidak “mudik”. Terakhir waktu lebaran yang lalu. Dan selagi berada di kampung halaman, kami ingin pergi ke tempat-tempat wisata yang belum pernah kami kunjungi sebelumnya. Setelah mencari-cari melalui internet dan bertanya-tanya ke beberapa saudara, aku, mamski, dan dua sepupuku (Mbak Irma dan Mbak Risma) Hari Sabtu kemarin memutuskan untuk pergi ke Bukit Bonsai dan Kesambi Tree’s Park yang dulu dikenal dengan nama Penangkaran Rusa Maliran.
Oya, mungkin kalian bertanya-tanya kemana papski. Papski masih belum datang, hari ini masih mengisi pelatihan untuk guru-guru di Rembang. Rencananya papski akan menyusul sampai di Wlingi besuk.
Kembali ke cerita, tempat wisata yang kami kunjungi lebih dahulu adalah Bukit Bonsai. Bukit ini terletak di Desa Sumberjati, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar. Dan sesuai namanya, di Bukit Bonsai terdapat cukup banyak pot berisikan tanaman bonsai. Namun tidak hanya itu saja, fokus wisata di sana adalah wisata swafoto, dengan disediakannya banyak spot foto menarik seperti yang ada di Bukit Teletubbies (masih ingat ceritanya kan? Kalau sudah lupa klik saja tautannya).
Kami pergi ke Bukit Bonsai pada pagi hari, dan itu sangat menguntungkan sebab hawanya masih belum terlalu panas dan masih sangat sedikit wisatawan yang berkunjung ke sana.
Begitu kami memasuki area Bukit Bonsai, kami disambut dengan warung-warung kecil di sebelah kiri, dan beberapa pot tanaman bonsai di depan mata yang tertata seolah-olah menunjukkan jalan menuju ke titik tertinggi dari bukit tersebut.
Spot-spot foto yang aku sebutkan tadi terletak di area pinggir bukit. Sehingga bila kita berfoto di sana, akan terlihat pemandangan indah sebagai background fotonya. Bila kalian ingin tahu lebih lanjut, aku telah memasukkan beberapa hasil fotonya di bawah ini untuk membayangkan bagaimana lokasinya.
Untuk berfoto di spot-spot ini, kami membayar sebesar Rp 5.000,00,- setiap tiga spot foto atau Rp 15.000,00,- untuk semua spot foto yang disediakan. Harga ini sendiri sebenarnya mempunyai plus-minusnya sendiri. Karena jika dibandingkan dengan tempat wisata yang sejenis dengan Bukit Bonsai ini, harga tersebut bisa dibilang jauh lebih murah dan kita berfoto sepuasnya dengan harga tersebut. Walaupun memang, tidak tersedia fotografer khusus yang akan memotret kita dengan kamera DSLR atau sejenisnya. Selain harga spot foto, waktu masuk kita juga harus membayar semacam tiket dan karcis parkir. Cuma aku lupa berapa rupiahnya.
Dari pengamatanku di sana, masih ada beberapa hal terkait pengelolaan tempat wisata ini yang harusnya bisa lebih ditingkatkan. Salah satu hal yang menurutku penting dilakukan adalah menaruh papan pemberitahuan yang berisi tentang pembayaran tiket masuk dan harga setiap spot foto di area depan dekat gerbang dengan jelas. Karena kalau tidak bisa membuat wisatawan yang baru pertama kali ke sana menjadi kebingungan.
Selain itu mungkin ada baiknya menambah area peneduh, atau mungkin pengelolanya juga memikirkan cara untuk menanam tanaman perindang agar bukit tampak lebih asri.
OK, itu sekilas tentang Bukit Bonsai yang menurutku cukup menarik dan spot-spotnya yang memang instagrammable. Mari berlanjut ke tempat wisata berikutnya, Kesambi Tree’s Park. Dulu, tempat wisata ini dikenal dengan nama Penangkaran Rusa Maliran. Namun kemudian berganti waktu objek wisata ini mulai dikembangkan dan diberi nama baru, Kesambi Tree’s Park.
Nama baru ini diambil langsung dari banyaknya pohon Kesambi yang berada di area tersebut. Jadi selama berwisata di sana, kita tidak perlu terlalu khawatir dengan sinar matahari yang terik sebab pasti akan terlindung oleh banyaknya pohon-pohon Kesambi yang rindang.
Tiket masuk untuk ke tempat wisata ini juga terbilang murah. Kita hanya perlu membayar sebesar Rp 10.000,00,- per orang, Rp 5.000,00,- untuk parkir mobil dan Rp 3.000,00,- untuk parkir sepeda motor.
Pintu masuk menuju area ini terletak tepat di samping kiri gerbang masuk kendaraan dengan penanda yaitu dua patung rusa. Saat masuk lagi ke dalam, terdapat gapura kayu yang menjadi pintu masuk untuk camping deck. Di area camping deck inilah tersedia banyak spot foto dari kayu yang bernuansa vintage. Tapi bila kalian tidak tertarik mengelilingi area camping deck, kalian bisa menyusuri jalan setapak yang dipagari kayu untuk langsung menuju ke tempat penangkaran rusa.
Setelah camping deck, area berikutnya merupakan tempat playground / outbound untuk anak-anak yang berusia di bawah 14 tahun. Di area itu, aku melihat banyak sekali keluarga yang berpiknik. Namun masalahnya adalah, kesadaran orang-orang untuk membuang tempat sampah pada tempatnya masih kurang. Sehingga walaupun sudah disediakan banyak sekali tempat sampah, tidak sedikit dari mereka yang tetap menaruh atau meninggalkan sampah di sembarang tempat. Hmm… jadi teringat tulisan salah satu tugas sekolah yang kubuat tentang Littering.
Sebenarnya, sungguh sayang melihat tempat wisata yang sudah dikembangkan dengan baik seperti ini terkotori oleh sampah-sampah orang yang tidak cukup terdidik (ini istilah Mamski tiap mengomentari orang yang suka buang sampah sembarangan). Padahal mestinya, kita sebagai wisatawan harus bisa lebih peduli dengan lingkungan sekitar kita agar tidak menjadi kotor. Berempati juga dengan pihak yang sudah mengupayakan tempat-tempat rekreasi yang nyaman untuk bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
Setelah playground, area berikutnya dari Kesambi Tree’s Park ini adalah penangkaran rusa. Di area ini, kita dapat berinteraksi langsung dengan rusa-rusa yang ada. Bahkan, pengunjung juga bisa memberi mereka makan berupa kacang panjang yang bisa dibeli di sana seharga Rp 2.000,00,- untuk satu ikatnya.
Area terakhir setelah penangkaran rusa adalah kebun sayuran, tampat ditanamnya sebagian makanan rusa dan aneka sayur mayur yang lain. Dilihat dari fasilitas-fasilitas yang disediakan di Kesambi Tree’s Park, aku rasa ini adalah tempat wisata yang cocok untuk segala usia. Namun himbauan dariku sekali lagi, tolong tetap menjaga kebersihan di manapun kalian berada. Sehingga tempat-tempat wisata tersebut akan selalu terjaga, terawat, bisa termanfaatkan oleh lebih banyak wisatawan.
OK, sementara ini dulu cerita liburanku. Nanti akan kusambung lagi dengan catatan berikutnya. Selamat berjalan-jalan semua!