Categories
Uncategorized

Nyoman Nuarta and Sunaryo Soetono Art Galleries in Bandung

Happy new year guys!! I hope you really enjoy this first week of 2019. For me, I really enjoy this week very much, and it is because several days ago, I went to Bandung with my family since I’ve been wanting to go there for a long time.

When I went there, I visited a lot of cool places and I will write a notes about it in several posts in this blog. For this first post, I will start the notes with 2 of my favorites destinations when I was in Bandung. Those two places are Selasar Sunaryo and NuArt Sculpture Park.

Categories
Uncategorized

Bukit Bonsai dan Kesambi Tree’s Park Blitar

Sudah seminggu aku libur sekolah. Untuk menghabiskan sebagian waktu liburan ini, aku dan mamski mengunjungi rumah kakung dan nenek di Wlingi, Blitar. Kebetulan sudah cukup lama juga kami tidak “mudik”. Terakhir waktu lebaran yang lalu. Dan selagi berada di kampung halaman, kami ingin pergi ke tempat-tempat wisata yang belum pernah kami kunjungi sebelumnya. Setelah mencari-cari melalui internet dan bertanya-tanya ke beberapa saudara, aku, mamski, dan dua sepupuku (Mbak Irma dan Mbak Risma) Hari Sabtu kemarin memutuskan untuk pergi ke Bukit Bonsai dan Kesambi Tree’s Park yang dulu dikenal dengan nama Penangkaran Rusa Maliran.

Oya, mungkin kalian bertanya-tanya kemana papski. Papski masih belum datang, hari ini masih mengisi pelatihan untuk guru-guru di Rembang. Rencananya papski akan menyusul sampai di Wlingi besuk.

Categories
Uncategorized

Lebaran 2017! (3): Berlebaran di Trenggalek

Haiii!! Di tulisan ketiga ini aku akan menceritakan lebaran hari ketigaku di Trenggalek. Selamat menikmati..

Setelah malam sebelumnya aku kembali sampai di Wlingi sekitar jam 9 dari Gresik dan Surabaya, esok paginya aku kembali bersiap untuk perjalanan ke Trenggalek karena di sana ada reuni keluarga besar kakung. Kakungku (bapaknya mamski) memang dari Trenggalek dan beberapa anggota keluarganya masih cukup banyak yang tinggal di sana. Meskipun beberapa yang lain sudah menyebar di mana-mana, termasuk kakung yang tinggal di Blitar. Perjalanan Blitar-Trenggalek kurang lebih membutuhkan waktu 2 jam.

Karena ini reuni keluarga dan pastinya semua orang ikut, kami memakai 3 mobil, yaitu mobil papski, mobil bapak Nunun dan mobil kakung.

Di jalan, begitu masuk wilayah Trenggalek, banyak hiasan janur plastik warna-warni yang dibentuk seperti gapura. Kata mamski, dari dulu sejak mamski kecil memang di sana banyak yang memasang itu ketika lebaran. Jadi mamski sudah familiar dengan kemeriahan lebaran di Trenggalek ini. Tapi yang membuat terkesan adalah ternyata tradisi itu masih ada sampai sekarang, bahkan terasa lebih meriah karena sekarang janur dari bahan plastik ada warna-warni. Dan itu sampai ke pelosok desan dan kampung semua memasangnya. Jadi kalau di sana saat Idul Fitri itu rasanya seru dan meriaah banget! Beda dengan di kota yang saat Idul Fitri penampilannya sama saja seperti hari-hari biasanya.

IMG_0001.jpg

Categories
Uncategorized

Lebaran 2017! (1): Hari-Hari Menjelang Lebaran

Haii!! Kalian berlebaran kemana saja tahun ini? Seperti yang kalian tahu, aku ke Blitar dan Gresik seperti biasa. Tapi di lebaran tahun ini ada yang beda lho! Kalau mau tahu, baca sampai selesai ya! Karena aku akan menceritakannya dalam beberapa tulisan yang terpisah.

Sekarang aku akan awali dengan cerita yang pertama.

Aku sudah sampai di Wlingi (kecamatan tempat Nenek dan Kakung tinggal) sekitar 3 hari sebelum lebaran. Hari pertama di sana aku masih bisa mengobrol dan main dengan mbak Risma dan dua adiknya (Ilham dan Sena) sebelum mereka mudik ke Brebes, ke rumah orangtua Budhe Raras, ibunya mbak Risma.

Di hari pertama itu, kami main bareng seperti (berusaha) main kartu UNO dan lain-lain. Oiya, kalimat di atas pakai kata berusaha karena memang saat main kami sering diganggu sama Ilham dan Sena. Aku, mbak Risma, Ilham dan Sena juga menyempatkan wefie bareng beberapa kali. Tapi tidak aku tunjukkan karena aku dan mbak Risma saat itu sedang tidak pakai kerudung, hehe.

Sehabis 1 hari bermain-main bareng, besoknya saat mbak Risma dan 2 adiknya pergi ke Brebes langsung rasanya sepii banget. Walau kadang Ilham dan Sena ulahnya mengesalkan, rasanya aneh menginap di rumah nenek tanpa adanya suara teriakan dan keributan mereka berdua. Dan juga sedih rasanya nggak ada teman ngobrol yang asik seperti mbak Risma.

Nah, di hari kedua di rumah Nenek, daripada aku sedih karena ketiga sepupuku berangkat, aku dan mamski diajak papski pergi ke Blitar kota karena papski perlu mengurus ATM-nya di sana. Karena saat itu sedang ada Mbak Irma dan Mas Dimas yang sedang mampir ke rumah nenek mengambil beras untuk dibagikan ke beberapa tetangga mereka yang kurang mampu, kami mengajak mereka sekalian. Oya, sebelum kulanjutkan, kalau kalian lupa, mbak Irma dan mas Dimas itu 2 sepupuku yang lain. Mereka tinggal di Wlingi juga namun di desa yang berbeda.

Di jalan menuju ke Blitar itu, entah dari mana awalnya, kami membicarakan tentang lokasi-lokasi wisata baru yang ada di Blitar. Dari itu kami ingin mengunjungi setidaknya 1 tempat wisata yang baru itu setelah papski mengurus ATM-nya.

Awalnya kami ingin pergi ke Gunung Kelud, tapi karena waktu yang tidak memungkinkan kami terpikir akan ke Kaloka. Namun katanya memang masih dalam proses pembangunan, jadi akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke Hutan Pinus Gogoniti, yang sebelumnya pernah dikunjungi oleh Mbak Irma.

Kalau kalian pernah baca tulisanku saat aku di Yogyakarta, kalian pasti tahu kalau aku juga pernah pergi ke wisata hutan pinus sebelumnya. Karena itu aku jadi ingin tahu hutan pinus yang di wilayah Blitar ini seperti apa.

Categories
Uncategorized

Bukit Teletubbies!

Hai! Bulan ini banyak long weekend lho! Kalian kemana saja? Aku pergi ke rumah nenek di Blitar. Selain berlibur di sana, kami (aku, mamski, dan papski) juga dalam rangka mengantar nenek pulang setelah beberapa hari menginap di rumahku. Nah sebelum berangkat, aku memberi usulan bagaimana kalau kami di sana pergi ke bukit Teletubbies.

Kalau kalian masih ingat ceritaku yang sudah agak lama, tentu kalian tahu bahwa dulu di suatu liburan aku sudah pernah akan ke bukit Teletubbies setelah dari Telaga Pacuh, namun gagal karena tidak menemukan jalannya (bisa klik di sini kalau ingin tahu posting yang kumaksud).

Well, karena aku masih bersemangat untuk mencari bukit Teletubbies itu, maka papski dan mamski juga setuju kalau kami mencoba mencarinya lagi. Jadilah hari Minggu kemarin, aku, mamski, papski dan mbak Risma pergi kesana.

Sama seperti dulu, kami menuju rute jalan ke tempat wisata alam pacuh. Namun sempat putar balik lagi karena seingat mamski, bapak Niknok (bapaknya Mbak Risma) yang beberapa waktu lalu sudah hampir mencapai bukit Teletubbies bilang kalau rutenya tidak melewati wisata alam pacuh.

Kami mencoba mencari kira-kira jalan mana yang bapak Niknok tempuh. Tapi sama saja, kami tidak menemukannya. Jadi kami kembali ke jalan tempat wisata alam pacuh berada.

Setelah sempat bertanya pada warga sekitar, akhirnya kami menemukan jalannya juga. Di rute itu kami melewati jalan makadam yang permukaannya sendiri berbatu dan rusak-rusak. Kami juga harus melalui dam yang sempit untuk menyeberangi sungai. Sempat agak deg-degan juga.

FullSizeRender 4

Kami sempat pula melewati lahan perkebunan pepaya dan nanas yang berderet-deret cukup luas. Lumayan juga seperti mengunjungi agrowisata. Kami sempat turun dan mengambil foto di sana.

Dan tidak lama setelah itu, kami pun mencapai area bukit Teletubbies! Mobil yang kami tumpangi langsung diparkir di tempat parkir mobil yang berada tepat di samping jalan setapak menuju ke atas bukit.

Dan begitu kami mulai berjalan naik, ternyata kami harus jalan kaki lumayan jauh dari tempat parkir itu. Haduuuh, capek deh. Apalagi buat aku yang bisa dibilang jarang jalan jauh. Kalau kataku, misalnya kalian mau ke Bukit Teletubbies di Blitar ini, lebih baik naik ke puncaknya pakai motor deh. Ada banyak tukang ojek kok di sana. Setidaknya bagi yang naik motor bisa mempercepat perjalanan ke atas. Yah, kecuali kalau kalian memang sekalian ingin olahraga, hehehe…

FullSizeRender 3

Begitu sampai atas bukit, pemandangan yang disuguhkan benar-benar indah! Jadi tidak sia-sia kami jalan kaki ke atas bukit. Untuk yang mau berfoto, pengelola tempat ini juga menyediakan berbagai background foto yang lucu-lucu. Seperti balon udara, rumah bunga, hammock, berfoto bersama teletubbies, dan lain-lain. Tapi untuk foto di sini, harus bayar dulu. Di bawah ini adalah foto-fotoku dengan mbak Risma di rumah bunga.

IMG_3767

IMG_3766

Setelah benar-benar puas berfoto-foto di puncak bukit, kami jalan kaki turun untuk pulang. Namun kami mampir sebentar di salah satu warung yang terletak di dekat tempat parkir sepeda motor. Mamski dan papski makan bakso, sementara aku dan mbak Risma hanya meminum Capuccino Cincau karena kami berdua belum lapar.

IMG_3854

Begitu selesai makan dan minum, kami ke tempat parkir mobil dan pulang lagi ke rumah nenek tepat sebelum hujan turun. Oiya, saat perjalanan pulang, kami menemukan rute lain menuju bukit teletubbies yang tanpa melalui jalan makadam. Dan perjalanan yang cukup jauh itupun terasa lebih nyaman saat pulangnya. Jadi kalau kalian mau ke sini dengan perjalanan yang lebih nyaman, pastikan kalian melewati rute yang lebih baik ini ya! Byee….

Categories
Uncategorized

Perkebunan Kopi Karanganyar Blitar

Haaiiii!!! Kalian masih ingat kan ceritaku di Yogyakarta (bagi yang belum baca bisa klik di sini untuk hari pertama dan di sini untuk hari kedua) ?

Nah, setelah berlibur di Yogyakarta, beberapa minggu selajutnya aku dan mamski pergi ke rumah nenek dan berwisata ke Kebun Kopi Karanganyar, Nglegok-Blitar.

IMG_0060.jpg

Kami berangkat dari rumah nenek pagi, dengan harapan perjalanan ke sana tidak macet. Karena waktu itu long week end. Biasanya kalau libur seperti itu tempat-tempat wisata selalu penuh. Yang pergi ke sana selain aku adalah mamski, bapak Niknok, Ilham, Sena, Bude Raras, mbak Risma dan mbak Fifi. Saat itu mas Dimas tidak ikut karena sedang di rumah neneknya dari ibu (Bude Wenny).

Begitu sampai sana, kukira kami akan menjadi orang yang pertama datang. Ternyata, sudah ada beberapa orang lain yang sampai duluan walaupun waktu itu masih belum ramai sekali.

Di sana bayar tiketnya per orang adalah Rp 5000,-. Tiketnya berbentuk gelang kertas seperti yang harus kalian pakai saat di tempat wisata besar seperti Jatimpark atau Eco Green Park.

IMG_0081.jpg

Mungkin karena masih cukup pagi, area wisatanya masih bersih. Sampah-sampah di sana yang tercecer tidak banyak. Di Kebun Kopi Karanganyar juga ada papan-papan kayu yang bertuliskan sindiran bagi orang-orang yang suka membuang sampah sembarangan.

Di dalam Kebun Kopi Karanganyar sendiri terdapat Cafe dan 2 museum. Yaitu museum Purnabakti dan museum Pusaka. Selain itu juga ada yang namanya Rumah Loji yang dulunya adalah rumah pemilik pertama Perkebunan Kopi Karanganyar. Jadi meskipun perkebunan ini dulu milik Belanda waktu jaman penjajahan, tapi kemudian bisa dimiliki oleh orang pribumi yang kemudian turun-temurun diwariskan ke anak-anaknya.

IMG_0067.jpg

Bangunan khas Belanda adalah salah satu yang membuat perkebunan kopi karanganyar ini cocok bagi kalian yang mencari spot foto yang unik dan lucu. Mulai dari bentuk gedung Cafe-nya yang seperti benteng lama sampai tempat pusat informasi yang bertuliskan “De Karanganjar Koffieplantage”.

Bagi teman-teman yang ingin ke sana untuk tujuan liburan akhir tahun, ini rute yang bisa kalian tempuh :

Pertigaan pasar Penataran Nglegok ambil jalur kanan menuju desa Modangan — lalu perempatan Kantor Desa Modangan ambil arah kiri searah petunjuk menuju Arca Warak dan Kampung Melon — setelah itu ikuti jalan dan petunjuk yang ada sampai tiba di kawasan Perkebunan Karanganyar.

Sudah dulu ya untuk tulisan kali ini. Semoga berguna untuk kalian yang mau menghabiskan liburan akhir tahun di area sekitar Blitar. Byee….

IMG_0064.jpg