Categories
Uncategorized

Lebaran 2017! (4): Yaaaayyy… Gunung Bromo!!

Hai semuaa!!! Aku melanjutkan cerita ragkaian libur lebaran lagi ya.. Di salah satu tulisan sebelumnya aku sempat mengatakan bahwa lebaran kali ini, ada sesuatu yang beda dari yang kemarin-kemarin. Lebaran kali ini aku akan pergi ke gunung Bromo! Yeaayyy!

Aku pergi ke sana berlima dengan mamski, papski, mbak Irma, dan mas Dimas. Sebenarnya sebelum kami berangkat, kakung sepertinya ingin ikut. Tapi tidak bisa karena kalau tidak salah harus mengisi khutbah saat shalat Jumat di masjid Al-Fath.

Rencana kami ke bromo ini sebenarnya sudah terpikirkan dari sebelum lebaran. Namun saat itu kami belum tahu apakah hal itu benar-benar akan dilakukan. Dan ternyata jadi deh!

Kami berlima berangkat ke sana sekitar jam 6 pagi dari rumah nenek. Di sana kami berencana akan istirahat dulu di salah satu penginapan yang sudah dipesan papski pada malam sebelumnya. Baru besoknya saat dini hari kami naik ke Bromo-nya.

Dari Blitar, jalur yang kami lalui untuk ke Bromo itu lewat Pasuruan. Sebenarnya kata papski ada 3 jalur yang bisa ditempuh untuk ke bromo. Yaitu jalur Pasuruan, jalur Probolinggo, dan jalur Malang. Untuk yang lewat Malang entah kenapa memang tidak direkomendasikan sama orang-orang. Sementara untuk jalur Probolinggo kami tebak akan ramai di situ karena memang jalur itu katanya adalah jalur utama yang biasa dilalui oleh wisatawan yang akan ke Bromo. Sebab itulah kami lewat jalur Pasuruan.

Selama di perjalanan, kami sempatkan untuk mampir-mampir. Seperti saat makan siang dan untuk belanja sedikit camilan.

Kami akhirnya sampai di penginapan saat masih agak siang. Begitu sampai dan dapat kunci kamarnya, kami ke kamar masing-masing. Papski memesankan 2 kamar. Satu untuk aku, mamski, papski, sementara satunya untuk mbak Irma dan mas Dimas.

Di kamar kami istirahat-istirahat dulu sampai capeknya hilang baru berjalan-jalan menuju ke pasar Tosari yang berada di dekat penginapan.

Waktu di Pasar Tosari, kami makan bakso yang rasanya menurutku enaak banget. Mungkin karena lapar. Ditambah lagi makannya itu di tempat yang hawanya itu sejuk. Tambah yummy deh!

Selesai makan bakso, kami jalan-jalan di sekitar pasar Tosari sebab pemandangannya itu baguuusss bangeett. Kalau difoto jadi kayak ada efek berkabutnya gitu. Ya karena memang sedang turun kabut sih, hihihi…

Saat sudah semakin sore, kami kembali ke penginapan untuk istirahat, sebab sekitar jam 1 atau 2 dini hari besoknya kami harus bersiap-siap untuk ke bromo. Tapi sebelum istirahat dan tidur atas usul mamski, aku, mbak Irma, dan mas Dimas janjian untuk makan di bawah. Oya, aku belum cerita bahwa di penginapan itu kamar kami terletak di lantai 3 sementara ruang makan sekaligus kantin terletak di lantai 1.

Kami bertiga hanya makan mi instan saat itu karena memang itulah satu-satunya makanan yang ada di sana. Dan di sana, aku agak merasa kesal karena akses WiFi-nya lemot (hehe..). Tapi ya tidak apa-apalah. Namanya juga kan penginapan kecil. Jadi ya tidak mungkinlah aku mau bandingkan dengan hotel biasanya.

Kalau tidak salah kami bertiga makan malam sampai sekitar jam 8, dari saat turun dari kamar jam 6.30-an. Lumayan lama juga, lalu kembali ke kamarnya setelah puas internetan.

Sesampai di kamar, entah kenapa aku rasanya tidak bisa tidur. Walaupun akhirnya sudah sempat tertidur, saat bangun jam 1 itu rasanya kurang puas tidurnya. Semacam tidak tidur. Terasa aneh pokoknya.

Dini hari itu, aku pun bersiap-siap untuk naik melihat matahari terbit. Aku mengenakan jaket tebal yang aslinya punya mamski, lalu kuambil alih, hihihihi.. Semua orang bersiap. Begitu selesai, kami turun menunggu jeep yang sudah dipesan papski di bawah.

Datangnya jeep menurutku agak lama. Di hari sebelumnya, papski sudah memesan jeep lewat penginapan dan bilang kalau pesan jeepnya itu untuk berangkat jam 2. Namun di dini hari itu, jeep baru datang kalau tidak salah sekitar jam setengah tiga.

Dengan bersemangat kami segera naik. Tujuan pertama kami adalah titik penanjakan untuk melihat sunrise itu. Di dalam jeep, awalnya masih belum terasa dingin banget. Jadi saat itu aku masih belum tahu di luar sedingin apa.

Saat titik penanjakan makin dekat, kami diturunkan di tempat parkir khusus jeep. Nah dari situ kami harus jalan kaki ke atas. Dan dari situlah mulai terasa dingin. Namun di area itu aku masih agak tahan.

Begitu sampai di atas, brr… Dingin banget sampai terasa ke tulang! Apalagi ketika sesekali ada angin yang berhembus. Waktu aku lihat di hp papski, suhunya mencapai 10 derajat! Wow…pantas aku menggigil. Aku sudah tidak sempat berpikir lagi setelah itu suhunya berubah atau tidak.

Oiya, karena libur lebaran, libur sekolah dan waktunya cuti untuk sebagian orang kantoran, saat itu bisa dibilang keadaannya cukup ramai. Meskipun kata pak supir jeep sudah berkurang ramainya dibanding 2 hari sebelumnya.

IMG_0006.jpg

Kami menunggu sunrise di sana selama hampir 1 jam. Dan waktu sunrise, mataharinya tidak terlihat bundar. Melainkan yang terlihat hanyalah semburat warna oranye dan kuning. Bagus banget! Coba saja mataharinya benar-benar terlihat, pasti bakalan jadi lebih bagus lagi.

IMG_0008.jpg

Beberapa saat kami menikmati pemandangan matahari terbit itu sambil sibuk memotretnya. Setelah kurang lebih 1 jam berlalu di sana, kami segera turun. Aku sudah tidak sabar turun dan masuk jeep saat itu karena aku benar-benar kedinginan. Sampai-sampai saking tidak sabarnya, aku terjatuh saat perjalanan turun itu sampai lututku luka. Walaupun sebenarnya aku awalnya tidak tahu kalau itu luka dan baru tahu saat kembali ke penginapan siang harinya. Sebelum masuk jeep kami sempat membeli jagung bakar sebentar untuk pengganjal perut sambil mengurangi rasa dingin.

Tujuan kami berikutnya adalah menuju ke arah kaki gunung Bromo yaitu padang Savanna. Di sana suhunya mulai naik. Mungkin karena langit juga semakin terang. Memang masih cenderung dingin, tapi dinginnya itu enak. Soalnya seperti ada angin semilir-semilir gitu. Enak pokoknya!

IMG_0003.jpg

Di padang Savanna, pemandangannya gersang. Rumput-rumput di sana terkesan kering. Ya mungkin memang seperti itu suasana di padang gurun ya. Menurut kami padang Savanna ini cocok untuk latar belakang adegan peperangan dalam film-film kolosal.

IMG_0025 (2).jpg

Tapi meski begitu kami tetap berhasil mendapatkan foto yang bagus di sana. Kalian bisa lihat fotonya di atas atau di bawah paragraf ini. Biarpun terasa gersang tapi keren untuk latar berfoto. Seperti sedang di luar negeri.

IMG_0021.jpg

Kami berfoto di padang Savanna cukup lama, dan baru setelah puas kami diantar oleh jeep ke suatu area yang bernama pasir berbisik. Area ini masih di kaki gunung Bromo dan isinya hanya pasir hitam. Namun jangan dibayangkan pasirnya akan seperti pasir pantai biasa. Sebab pasirnya itu adalah jenis pasir yang benar-benar lembut dan tidak bisa menyatu jadi gumpalan padat. Jadi kalau kesana siap-siap saja sepatu kalian terlihat seperti berdebu dan kotor.

IMG_0026.jpg

Area terakhir yang kami kunjungi di kaki gunung Bromo adalah area berkuda. Sebenarnya aku tidak tahu nama area ini apa, tapi kusebut saja area berkuda karena di sini kalian bisa menyewa kuda dan menungganginya. Tapi aku tidak naik karena bayar sewanya mahal.

IMG_0016.jpg

Dari area tersebut juga kalian bisa naik ke kawah bromo melewati 200 anak tangga untuk mencapainya. Namun kami memutuskan tidak ke sana, karena semuanya sudah pada capek. Ditambah suasana yang sangat berdebu saat itu.

IMG_0063.jpg

Sebagai ganti tidak ke kawah, kami meminta supir jeep-nya untuk menurunkan kami sebentar di salah satu tempat dimana kita bisa melihat pemandangan gunung bromo secara keseluruhan. Oiya, tempat ini sebenarnya tidak termasuk dalam paket tour Bromo. Jadi kami benar-benar ke sana karena keinginan kami berlima dan pak supirnya yang baik hati memberhentikan di lokasi memotret yang tepat.

IMG_0008.jpg

Setelah selesai mengambil foto, kami diantar lagi ke penginapan. Di sana, kami langsung beristirahat sebentar melepas penat, dan kemudian bersiap-siap untuk pulang ke rumah.

Dan itulah akhir ceritaku di Bromo sekaligus penutup untuk rangkaian cerita lebaran yang kubuat. Aku senang banget akhirnya bisa ke Bromo setelah sekian lama hanya melihat lewat foto. Perjalanan ini juga benar benar seru terutama karena ini adalah kali pertama aku pergi ke gunung.

Oiya, di bawah ini ada banyak foto-foto yang diambil saat di Bromo. Semoga kalian suka ya.. Bye..

IMG_0079.jpgIMG_0036.jpg

IMG_0075.jpgIMG_0051.jpgIMG_0028.jpg

 

Categories
Uncategorized

Lebaran 2017! (3): Berlebaran di Trenggalek

Haiii!! Di tulisan ketiga ini aku akan menceritakan lebaran hari ketigaku di Trenggalek. Selamat menikmati..

Setelah malam sebelumnya aku kembali sampai di Wlingi sekitar jam 9 dari Gresik dan Surabaya, esok paginya aku kembali bersiap untuk perjalanan ke Trenggalek karena di sana ada reuni keluarga besar kakung. Kakungku (bapaknya mamski) memang dari Trenggalek dan beberapa anggota keluarganya masih cukup banyak yang tinggal di sana. Meskipun beberapa yang lain sudah menyebar di mana-mana, termasuk kakung yang tinggal di Blitar. Perjalanan Blitar-Trenggalek kurang lebih membutuhkan waktu 2 jam.

Karena ini reuni keluarga dan pastinya semua orang ikut, kami memakai 3 mobil, yaitu mobil papski, mobil bapak Nunun dan mobil kakung.

Di jalan, begitu masuk wilayah Trenggalek, banyak hiasan janur plastik warna-warni yang dibentuk seperti gapura. Kata mamski, dari dulu sejak mamski kecil memang di sana banyak yang memasang itu ketika lebaran. Jadi mamski sudah familiar dengan kemeriahan lebaran di Trenggalek ini. Tapi yang membuat terkesan adalah ternyata tradisi itu masih ada sampai sekarang, bahkan terasa lebih meriah karena sekarang janur dari bahan plastik ada warna-warni. Dan itu sampai ke pelosok desan dan kampung semua memasangnya. Jadi kalau di sana saat Idul Fitri itu rasanya seru dan meriaah banget! Beda dengan di kota yang saat Idul Fitri penampilannya sama saja seperti hari-hari biasanya.

IMG_0001.jpg

Categories
Uncategorized

Lebaran 2017! (2): Kumpul-Kumpul Keluarga!

Selamat Hari Raya Idul Fitri! Mohon maaf lahir dan batin ya.. Ini adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya.

1498253033619.jpg

Di pagi hari saat Idul Fitri tiba, aku bangun agak awal. Aku memutuskan untuk duduk-duduk di luar kamar walaupun memang masih terasa sepi. Beberapa menit kemudian mulai ada yang bangun lagi. Di situlah aku baru ketemu mbak Alya dan keluarganya setelah berbulan-bulan tidak ketemu.

Kami mengobrol sambil mengantri untuk mandi. Aku agak lupa apa yang diobrolkan saat itu, pokoknya ada satu titik obrolan yang bikin aku agak bosan. Untung saja saat itu sudah gilirannya aku mandi. Jadi langsung saja aku mandi lalu berganti baju. Bajuku saat itu adalah tunik putih polos dengan bordiran bunga-bunga dengan kerudung putih polos yang matching dan juga celana jeans yang sudah sering aku pakai.

FullSizeRender-1.jpg

Categories
Uncategorized

Lebaran 2017! (1): Hari-Hari Menjelang Lebaran

Haii!! Kalian berlebaran kemana saja tahun ini? Seperti yang kalian tahu, aku ke Blitar dan Gresik seperti biasa. Tapi di lebaran tahun ini ada yang beda lho! Kalau mau tahu, baca sampai selesai ya! Karena aku akan menceritakannya dalam beberapa tulisan yang terpisah.

Sekarang aku akan awali dengan cerita yang pertama.

Aku sudah sampai di Wlingi (kecamatan tempat Nenek dan Kakung tinggal) sekitar 3 hari sebelum lebaran. Hari pertama di sana aku masih bisa mengobrol dan main dengan mbak Risma dan dua adiknya (Ilham dan Sena) sebelum mereka mudik ke Brebes, ke rumah orangtua Budhe Raras, ibunya mbak Risma.

Di hari pertama itu, kami main bareng seperti (berusaha) main kartu UNO dan lain-lain. Oiya, kalimat di atas pakai kata berusaha karena memang saat main kami sering diganggu sama Ilham dan Sena. Aku, mbak Risma, Ilham dan Sena juga menyempatkan wefie bareng beberapa kali. Tapi tidak aku tunjukkan karena aku dan mbak Risma saat itu sedang tidak pakai kerudung, hehe.

Sehabis 1 hari bermain-main bareng, besoknya saat mbak Risma dan 2 adiknya pergi ke Brebes langsung rasanya sepii banget. Walau kadang Ilham dan Sena ulahnya mengesalkan, rasanya aneh menginap di rumah nenek tanpa adanya suara teriakan dan keributan mereka berdua. Dan juga sedih rasanya nggak ada teman ngobrol yang asik seperti mbak Risma.

Nah, di hari kedua di rumah Nenek, daripada aku sedih karena ketiga sepupuku berangkat, aku dan mamski diajak papski pergi ke Blitar kota karena papski perlu mengurus ATM-nya di sana. Karena saat itu sedang ada Mbak Irma dan Mas Dimas yang sedang mampir ke rumah nenek mengambil beras untuk dibagikan ke beberapa tetangga mereka yang kurang mampu, kami mengajak mereka sekalian. Oya, sebelum kulanjutkan, kalau kalian lupa, mbak Irma dan mas Dimas itu 2 sepupuku yang lain. Mereka tinggal di Wlingi juga namun di desa yang berbeda.

Di jalan menuju ke Blitar itu, entah dari mana awalnya, kami membicarakan tentang lokasi-lokasi wisata baru yang ada di Blitar. Dari itu kami ingin mengunjungi setidaknya 1 tempat wisata yang baru itu setelah papski mengurus ATM-nya.

Awalnya kami ingin pergi ke Gunung Kelud, tapi karena waktu yang tidak memungkinkan kami terpikir akan ke Kaloka. Namun katanya memang masih dalam proses pembangunan, jadi akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke Hutan Pinus Gogoniti, yang sebelumnya pernah dikunjungi oleh Mbak Irma.

Kalau kalian pernah baca tulisanku saat aku di Yogyakarta, kalian pasti tahu kalau aku juga pernah pergi ke wisata hutan pinus sebelumnya. Karena itu aku jadi ingin tahu hutan pinus yang di wilayah Blitar ini seperti apa.

Categories
Uncategorized

Cerita Libur Lebaran 5 : Pergi ke Pantai Tambakrejo dan Pangi Lagi

Jadi, setelah aku dari Madura, aku pergi ke Wlingi lagi. Itu di hari keempat lebaran. Besoknya, saat hari raya ke lima, seluruh keluarga di Wlingi pergi jalan-jalan ke pantai. Pantai yang pertama kami kunjungi adalah pantai Tambakrejo. Perjalanan kesana mungkin kurang lebih 1,5 jam. Karena itu, kalau kalian mau kesana, boleh kok tidur dulu selama di jalan 😊

Sesampainya di Tambakrejo, ternyata keadaannya sangaaaaat ramai. Beda dengan keadaan dulu saat ke sana tahun 2013. Dan karena sangat ramai, banyak sampah bertebaran dimana-mana! Selain itu, air laut disana sedang pasang. Jadi, kami hanya bisa bermain dibelakang bendera merah yang sudah ditancapkan oleh petugas sebelum kami datang. Bendera merah itu tanda batas aman bermain di pantai.

Kalau teman-teman mau, coba bandingkan suasana pantai Tambakrejo yang sekarang dan yang dulu dengan melihat foto di bawah ini dan di postinganku 2 tahun yang lalu. Beda lho. Sayang sekali juga pantai yang dulunya baguuus banget jadi banyak sampahnya. Rasanya sangat tidak enak. Makanya teman-teman, kalau mau pergi ke mana saja, jangan biasakan buang sampah sembarangan ya.. Agar lingkungan di sekitar kita tidak kotor.

imageKarena kondisi yang tidak nyaman, kami memutuskan setelah dari Tambakrejo mau ke pantai Pangi saja. Apalagi mbak Fifi dan mbak Alya belum pernah kesana. Makanya selama di Tambakrejo kami hanya membasah-basahi kaki sedikit dan bermain pasir saja, kecuali Ilham. Kalau Ilham, dia langsung saja bermain-main air sampai tubuhnya basah semua. Akhirnya, Ilham pun mandi di Tambakrejo dan tidak ikut ke Pantai Pangi. Kami memang tidak bilang ke Ilham kalau mau kesana. Soalnya Bapak Niknok, Budhe Raras, dan Sena memutuskan ikut nenek dan kakung pulang saja karena capek. Jadi mereka tidak ikut lanjut ke Pangi.

Categories
Uncategorized

Cerita Libur Lebaran 4 : Berkumpul Bersama Keluarga

Hari ini, aku akan melanjutkan cerita-cerita libur lebaranku lagi. Kali ini, aku akan menceritakan tentang acara kumpul keluarga. Aku kumpul keluarga di Blitar untuk keluarga dari mamski dan di Pamekasan untuk keluarga papski. Kuceritakan dari yang pertama dulu ya.

Jadi saat lebaran tiba, aku dibangunkan mamski sekitar jam 04.30 WIB. Setelah menunggu sebentar, akupun mandi dan berganti baju. Saat semua yang ikut sudah selesai bersiap-siap, kamipun segera berangkat Shalat Idul Fitri. Waktu itu, yang ikut Shalat di Masjid Al Fath ada aku, mamski, papski, nenek, kakung, Mbak Risma, dan Ilham. Di lebaran tahun ini, Ilham ikut shalat Id karena dia bangun sebelum kami berangkat. Karena ia tahu kami akan shalat Id, Ilham meminta untuk ikut. Tapi kami bilang, kalau nanti waktu di Masjid tidak boleh teriak-teriak atau berlari-lari, karena Ilham mengiyakan, kami pun mengajaknya.

Waktu shalat Id-nya telah usai, papski berkata kalau saat shalat, Ilham tidak teriak-teriak atau berlari-lari. Akupun bernapas lega, karena pada awalnya, aku khawatir kalau Ilham teriak-teriak atau kenapa-napa, untungnya saja tidak. Sepulangnya dari Masjid, kami menunggu kakung sebentar lalu bermaaf-maafan. Setelah itu kami makan bersama soto buatan nenek yang hampir selalu ada di setiap lebaran.

Tak lama setelah itu, mas Dimas, mbak Irma, bude Ciwin, bude Weni, Bapak Ati, mas Pram dan mbak Ninin datang. Tambah ramai deh.. Kami bersama-sama menunggu kedatangan mbak Alya dan keluarganya. Karena lama menunggu, kami sempat berfoto-foto di kursi depan dapur rumah nenek. Ternyata, mbak Alya mengabari kalau dia masih sampai di sekitar Jawa Tengah. Jadi akan ada kemungkinan kalau mbak Alya datangnya tidak di hari pertama lebaran itu tapi baru besoknya.

Categories
Uncategorized

Cerita Libur Lebaran 3 : Ke Perkebunan Teh Sirah Kencong

Ini adalah cerita ketigaku selama mudik. Kejadiannya masih di saat puasa, kalau tidak salah itu dua hari sebelum lebaran. Aku, mamski, papski, kakung, mas Dimas, mbak Risma, Ilham, Bapak Niknok, dan Bapak Ati pergi ke Sirah Kencong. Kata Bapak Ati dan Mbak Risma yang sudah pernah pergi kesana, Sirah Kencong adalah perkebunan teh yang jadi tujuan wisata juga. Selain kebun teh di sana juga ada air terjun dan reruntuhan candinya.

Seingatku kami berangkat sekitar jam 01.00 WIB. Waktu berangkat dari rumah nenek, sebenarnya mbak Risma tidak ikut karena masih sekolah. Dia menjadi panitia pembagian zakat fitrah di sekolahnya. Namun saat mobilnya sudah jalan tapi masih di dekat rumah nenek, kami melihat mbak Risma pulang dari sekolah dengan berjalan kaki. Akhirnya kami putar balik menuju rumah nenek dan mengajak mbak Risma untuk ikut.

imagePerjalanan ke Sirah Kencong itu memerlukan waktu 1,5 jam kalau dari rumah nenekku. Awalnya dikira cuma 30 menit. Eh, ternyata jauh lebih lama, karena jalannya yang susah. Untuk pergi ke sana, harus melewati jalan makadam, jalan berpasir, naik turun bukit, melewati jalan menanjak yang sebelahnya jurang, pokoknya seru-seru sedikit seraaaam… 😁

Categories
Uncategorized

Cerita Libur Lebaran 2 : Belajar Membuat Kue Kering

Ini adalah cerita keduaku saat libur lebaran. Saat di rumah nenek, aku dan saudara-saudara sepupuku (mas Dimas, mbak Irma, mbak Risma) diajari nenek membuat kue kering kacang. Kenapa untuk belajar yang pertama ini dipilih kue kacang, karena menurut nenek cukup mudah, resepnya dari nenek sendiri dan rasanya enak.

Categories
Uncategorized

Cerita Libur Lebaran 1 : Alun-Alun Malang

Halo teman-teman… Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin 😊 Sudah pada masuk sekolah apa belum nih? Kalau aku belum, masuknya masih tanggal 25 Juli besok Sabtu.

Sekarang, aku ingin menceritakan pengalamanku selama libur lebaran kemarin. Tapi karena ada banyak cerita, kupisah-pisah saja menjadi beberapa tulisan. Yang pertama ini aku mau cerita tentang Alun-Alun Malang yang berubah menjadi taman kota yang lebih bagus dari sebelumnya.